BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam teori pembelajaran, khususnya metode mengajar kontekstaul kontextual Teaching and Learning (CTL) selalu berfokus pada peserta didik. Peserta didiklah sentral dalam pembelajaran. Proses ini berlangsung dalam peran guru sebagai fasiitator. Maksud dari mengajar kontekstual yaitu agar peserta didik memberdayakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomoriknya dalam merekonstruksi pengetahuan yang relevan dengan kehidupan nyata. Peran guru dalam metode mengajar secara kontekstual tidak mendominasi jalannya proses pembelajaran. Dalam hal ini peran guru tetap ada tetapi focus pembelajaran ada pada peserta didik.
Prinsip yang ditekankan dalam CTL yaitu adanya proses mengajar dan belajar dimana peserta didik mendapat peran yang signifikan untuk merekonstruksi pengalaman belajar. Tentu pendekatan atau metode mengajar kontekstua dipengaruhi oleh berbagai aliran filsafat pendidikan, diantara ragama filsafat itu, filsafat konstruktivisme memiliki pengaruhi yang kuat terhadap CTL.
Proses pembelajaran materi pelajaran yang menggunakan metode mengajar kontekstual lebih menekankan pada kemampuan peserta didik dalam merekonstruksi pengetahuan secara kontekstual yang berlangsung dalam bimbingan pendidik. Pendidik hanya berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Peserta didik berada dalam konteks yang sangat kaya oleh karena itu rekonstruksi pengetahuan itu lebih difokuskan pada peserta didik.
Pendidikan Agama Kristen selalu terbuka terhadap berbagai perkembangan dalam dunia pendidikan. Salah satunya yakni keterbukaan terhadap CTL. Dengan demikian metode mengajar CTL dapat diimplementasikan dalam Pembelajaran Agama Kristen. Dalam proses Pendidikan Agama Kristen, peserta didik mesti diberi kemandirian untuk merekostruksi pengetahuan iman yang berlangsung dalam komunitas ekklesia yang bersumber pada Akitab. Selain itu, peserta didik dapat mengamati lingkungan iman untuk membangun pengetahuan yang diimani oleh komunitas iman tersebut.
Jadi, peserta didik Kristen diberi ruang yang memadai untuk bergumul dalam konteks nyata, mereka harus diberi kesempatan untuk merekonstruksi pengajaran Kristen berdasarkan konteks yang dihadapi oleh peserta didik sehingga pelajaran agama Kristen yang diberi tidak terasa asing dalam kehidupan nyata. Pemberian peluang kepada peserta didik untuk merekonstruksi pengetahuan pendidikan agama Kristen akan menambah semangat peserta didik dalam aktualisasi nilai-nilai Kristiani dari setiap pokok yang dibahas dalam pelajaran agama Kristen.
B. Saran-saran
Beberapa saran yang hendak disampaikan di sini, yakni:
Pertama, saran teoritis. Para pembaca yang tertarik dengan metode CTL dapat membaca buku-buku sumber tentang CTL untuk mendapatkan pengetahuan atau kebenran rasional yang lebih komprehensif dan mengadakan penelitian untuk menemukan kebenaran empiris tentang CTL yang belum dibahas dalam karya ilmiah ini.
Kedua, secara praktis. Pendidik harus membiasakan diri dengan CTL dalam proses Pendidikan Agama Kristen. Pendidik harus bersedia meniggalkan pola lama yang terlampau berfokus kepada guru sehingga kemampuan peserta didik tidak dimaksimalkan secara utuh dalam proses Pendidikan Agama Kristen. Salah satu metode mengajar yang berbasis guru adaah metode ceramah dari awal sampai akhir pelajaran. Oleh karena itu guru PAK hendaknya beraih dari pola cerama ke CTL. CTL memiliki kelebihan yaitu menjadikan peserta didik pusat pembelajaran.