Misalnya di suatu lokasi ada perempuan dan laki-laki dengan tingkat usia yang berbeda-beda. Dengan fakta ini, kita menarik judul "kelamin di tempat A" terhadap kesuksesan mendapatkan pekerjaan. Judul ini, khususnya konsep kelamin tidak terlalu tepat karena tidak dapat diukur (mohon tidak dimengerti secara ganda, yang saya maksudkan dengan kelamin tidak dapat diukur yaitu kata kelamin baru menunjukkan konsep yang menunjuk pada orang-orang yang berkumpul di tempat A. Oleh karena itu maka kita mengubah kata kelamin menjadi variabel (yang dapat diukur atau memiliki atribut pembeda) yaitu dengan menambahkan kata "Jenis" di depan kata kelamin. Sekarang sudah dapat diukur atau sudah memiliki atribut pembeda, sehingga ketika diadakan pengukuran variabel jenis kelamin maka cukup dibuat instrumen dengan opsi pilihan:
(a) Wanita,
(b) Laki-laki,
(c) Kelamin ganda,
(d) Tidak berjenis kelamin.
Sekaran buat pernyataan untuk mengukur berapa jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang ada di tempat A dan berikan opsi jawaban dari a sampai d. Sekarang kita membuat variabel penelitian: Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Efektivitas Panen Kelapa di Daerah A
1. Masyarakat di tempat A berjenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
c. Kelamin ganda
d. Tidak berjenis kelamin
Bila dikuantitatifkan maka a dijadikan menjadi 4, b dijadikan 3, c dijadikan 2, dan d dijadikan 1 (SKala Likert)
2. Berapa jumlah waarga di tempat A berjenis kelamin Laki-laki
a. 20 orang
b. 30 orang
c. 40 orang
d. 30 orang
3. Berapa jumlah warga di tempat A yang berjenis kelamin perempuan
a. 20 orang
b. 30 orang
c. 40 orang
d. 200 orang
Bedasarkan pernyataan di atas, secara fakta di tempat A. Laki-laki berjumlah 20 orang, sedangkan perempuan berjumlah 200 orang maka temuannya wanita lebih banyak dari perempuan
Dari temuan di atas dan bila dihubungkan dengan variabel penelitian yaitu Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Efektivitas Panen Kelapa di Daerah A maka dapat dikatakan bahwa panen kelapa di daerah A kurang efektif karena laki-laki hanya berjumlah 20 orang sedangkan perempuan lebih banyak. Sementara secara fakta di kampung A, yang bisa manjat pohon kelapa hanya laki-laki. Oleh karena itu kesimpulannya kurang efektif. Maaf ini hanya sekadar membuka pikiran bagi mereka yang sedang mencari judul penelitian. Silakan Anda cari judul penelitian untuk skripsi, tesis dan disertasi.
Beberapa judul yang diusulkan
3 Variabel:
Pengaruh Mengajar dengan Hati dan kesetiaan berdoa untuk Mahasiswa Terhadap Efektivitas Pembelajaran. Dengan judul ini mau dicari pengaruh antara guru atau dosen yang mengajar dengan hati serta guru yang kuat dalam doa untuk mahasiswa terhadap kesuksesan pembelajaran.
Motivasi Guru Terhadap Pengembangan bakat peserta didik menjadi petinju terkenal. Menjadi petinju terkenal seperti petinju juara dunia. Katakanlah seperti Chris John dan Daud Yordan. Mereka pasti mengikuti pelajaran agama Kristen di Sekolah, namun adakah guru Pendidikan Agama Kristen yang pernah memberi motivasi tentang kerja? Bayangkan saja kalau mereka yang berhasil menjadi petinju juara dunia, sudah pasti penghasilannya besar. Kalau ia memberi kepada sekolah atau gereja pasti jumlahnya berbeda ketika sebelum menjadi orang terkenal.
Krangka Bab I
A. Latar Belakang Masalah
Kelapa adalah salah satu potensi ekonomi yang dapat dikembangkan oleh masyarakat sehingga menjadi nilai jual yang berguna bagi kesejahteraan masayarakat. Dalam doa bapa kami, Yesus mengajarkan tentang "makanan yang secukupnya". Makanan yang secukupnya merupakan rejeki yang senantiasa ada dalam doa setiap orang Kristen. Dengan doa tersebut, orang Kristen disadarkan dan berusaha bahwa rejeki yang diperoleh seseorang merupakan bagian dari realisasi doa yang diajarkan dalam doa Bapa Kami. Untuk mencapai maksud ini, masyarakat di kota A berusaha mengelola kelapa yang ada pada mereka. Kelapa yang ada di masyarakat A relatif banyak dan menjadi peluang penghasilan yang sangat menjanjikan. Namun untuk mengambil buah kelapa menjadi sulit karena jumlah pohon kelapa yang sangat tinggi. Untuk memanjat pohon kelapa dibutuhkan tenaga laki-laki, sementara laki-laki yang ada di kampun A sebanyak 20 orang dan jumlah perempuan sebanyak 300 orang.
Efektivitas panen kelapa yang dimaksud disini yaitu keberhasilan mengambil buah kelapa dan mengolahnya untuk dijual dan mendapatkan uang sebagai penghasilan yang menambah kesejahteraan keluarga.
Berdasarkan masalah di atas penulis merumuskan judul penelitian ubungan Jenis Kelamin Terhadap Efektivitas Panen Kelapa di Daerah A
B. Identifikasi Masalah
1. Tingginya pohon kelapa membuat laki-laki tidak mampu memanjat pohon kelapa
2. Banyaknya perempuan menjadi faktor yang mempengaruhi kemalasan laki-laki memanjat pohon kelapa
3. Hubungan jenis kelamin dengan efektivitas panen kelapa di daerah A
4. Perempuan kuat memanjat pohon kelapa
C. Batasan Masalah
Berdasarkan idenitifikasi masalah tersebut di atas jelas nampak banyak masalah yang harus diselesaikan dalam penelitian. Namun karena keterbatasan waktu, dana dan tenaga maka penelitian ini dibatasi pada hubungan Jenis Kelamin Terhadap Efektivitas Panen Kelapa di Daerah A
D. Rumusan Masalah
Bagaaimana hubungan Jenis Kelamin Terhadap Efektivitas Panen Kelapa di Daerah A
E. Pentingnya Penelitian
1. Penelitian ini berguna untuk memberi kontribusi kepada STT dalam pengembangan disiplin ilmu entrepreneur
2. Penelitian ini berguna untuk memberi kontribusi kepada penulis dalam pelayanan
3. Penelitian ini berguna untuk memberi kontribusi kepada para hamba Tuhan dalam memberdayakan potensi entrepreneur jemaat
Semoga menginspirasi